Dalam berpikir, si pembelajar mengalami rasa ingin tahu yang lugu, yang pada
giliran berikutnya menghasilkan suatu jenis pengetahuan (meskipun tidak ketat
secara metodologis) yang menjadi karakter dari pengetahuan
common sense (Freire,1976:40-44). Ini adalah pengetahuan yang
disarikan dari pengalaman murni. Berpikir secara tepat, dari sudut pandang guru,
mengimplikasikan penghargaan terhadap pengetahuan “
common senses “ ketika ia bergerak maju ke tingkat yang lebih
tinggi. Hal ini juga mengimplikasikan penghargaan dan pemberian stimulus
terhadap kapasitas kreatif si pebelajar. Hal ini selanjutnya mengimplikasikan
suatu komitmen para pendidik dan guru untuk menghargai kesadaran kritis sin pebelajar,
dengan pengetahuan bahwa kesadaran lugu si pebelajar tidak akan teratasi secara
otomatis. Berpikir secara tepat meletakkan tanggung jawab pada guru, lebih
tepatnya pada sekolah, untuk tidak hanya menghargai jenis-jenis pengetahuan
yang secara khusus berada di kalangan kelas sosial orang kebanyakan pengetahuan
yang terkonstruksi secara sosial dalam praksis komunitarian tetapi juga
mendiskusikan dengan para siswa lo bisa pengetahuan jenis ini dan kaitanya
dengan isi pelajaran mereka.
Sumber : Kesuma,
darma dan Teguh ibrahim.2016.Struktur Fundamental Pedagogik. Bandung : Pt
Refika aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar